Paket wisata pantai seperti: berjemur, snorkling, diving, dan segala macam paket wisata yang ditawarkan kepulauan Phuket bagi saya sudah biasa.
Berjemur di pantai? bagi turis eropa adalah suatu kemewahan, bagi saya orang yang tinggal di negara tropis, dimana matahari terus bersinar sepanjang tahun, berjemur di pantai adalah hal bodoh.
Snorkling dan diving pun tidak menawarkan pemandangan bawah laut yang lebih indah seperti di Indonesia.
Namun ada hal-hal menarik yang saya kagumi dari perjalan ke phuket. Bukan tentang infrastruktur fisik yang mudah ditiru seperti arsitektur, jalan raya, dsb namun tentang infrastruktur moral yang dibangun oleh masyarakat Phuket.
Saat saya mendarat di phuket dan keluar melalui pintu kedatangan, saya membayangkan akan betapa semrawutnya bandara ini. Semrawut karena banyak orang yang menunggu di pintu keluar, teror-teror supir taksi yang menyebalkan, dan orang-orang yang tidak punya kepentingan apa-apa di bandara namun berniat menipu wisatawan asing. Yaa... kira-kira seperti di Indonesia lah. Namun, yang saya bayangkan tidak terjadi.
Sebagai pulau yang semua penduduknya menggantungkan hidup dari sektor pariwisata, mereka sadar akan pentingnya menciptakan suasana yang nyaman untuk para wisatawan yang berkunjung.
Sehingga dapat dilihat dari jalanan yang rapih, trotoar yang baik, pantai yang bersih, transportasi yang nyaman dan tata krama masyarakatnya yang menyenangkan.